Buku Pendangkalan Akidah juga Beredar di Bener Meriah, Umat Islam Diminta Menahan Diri |PERHIMPUNAN AL-IRSYAD

Selasa, 28 September 2010

Buku Pendangkalan Akidah juga Beredar di Bener Meriah, Umat Islam Diminta Menahan Diri

Selasa, 28 September 2010

Beredarnya sejumlah buku dan dokumen tentang pendangkalan akidah Islam serta ajakan untuk pindah ke agama lain, ternyata bukan saja terjadi di Aceh Barat. Hal yang sama juga merambah Kabupaten Bener Meriah. Ini terindikasi dari buku-buku berisi metoda pendangkalan akidah serta risalah yang menyudutkan Islam yang ditemukan sejumlah warga di Kecamatan Timang Gajah, Bener Meriah. Buku-buku berkategori pendangkalan akidah itu sengaja disebarkan oknum tertentu di sejumlah lokasi strategis di Bener Meriah, sehingga telah menjadi perbincangan dan meresahkan warga di daerah dingin itu.

“Buku-buku tersebut disebar dengan cara dijatuhkan dari mobil yang sengaja melintas di tempat-tempat strategis di Bener Meriah,” ungkap Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Bener Meriah, Tgk Syarqawi Abdus Samad, kepada Serambi melalui telepon selulernya, Senin (27/9). Buku-buku berbau permurtadan itu, katanya, ditemukan sejumlah warga di Kecamatan Timang Gajah, tepatnya di depan Kantor Urusan Agama (KUA) Lampahan dan sejumlah tempat lainnya. “Modus penyebaran buku ini, menurut sejumlah warga, dengan cara dijatuhkan dari atas mobil yang terus melaju. Buku-buku tersebut sudah kita amankan,” kata Tgk Syarqawi Abdus Samad.

Ia tambahkan, sebelumnya penyebaran buku-buku yang menyesatkan akidah Islam itu dilakukan dengan cara lain. Yakni dengan mengirimnya melalui jasa kurir ke kantor-kantor KUA di daerah itu. “Tapi kali ini modusnya mereka ubah, yakni dengan menjatuhkan buku-buku tersebut dari mobil yang terus melaju. Aparat keamanan hendaknya bisa menemukan mereka saat beraksi untuk kemudian ditindak,” ujar Ketua MPU Bener Meriah itu. Ia juga mengimbau masyarakat Bener Meriah, apabila menemukan buku-buku yang berisikan materi pendangkalan akidah dan menyudutkan Islam itu segera diserahkan kepada MPU atau ke Kantor Kementerian Agama dan Dinas Syariat Islam Bener Meriah.

“Kami sangat menyesalkan adanya motif penyebaran agama dengan cara menyudutkan umat Islam melalui buku-buku yang sengaja disebar oleh oknum tertentu. Kita khawatirkan upaya pemurtadan ini akan terus berlanjut, sehingga terjadi pendangkalan akidah di kalangan muslim Aceh. Maka tindakan ini harus dihentikan oleh aparat berwenang,” imbuhnya. Sebagaimana dilaporkan Serambi dua hari lalu, buku pendangkalan akidah juga ditemukan masyarakat di Desa Suak Raya, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Minggu (26/9) pagi. Sehari kemudian, dokumen serupa ditemukan lagi dalam lingkup yang lebih luas, yakni di Kecamatan Arongan Lambalek dan Samatiga.

Selain itu ditemukan pula video compact disk (VCD) yang berisi penghinaan terhadap agama Islam yang disampaikan Habib Muhammad Ali Makrus. Dalam video tersebut, dimuat sejumlah penghinaan terhadap ajaran Nabi Muhammad saw yang intinya ajaran yang disampaikan rasul penutup itu diklaim Habib sama sekali tidak benar. Kasatpol PP dan WH Aceh Barat, H Teuku Ahmad Dadek SH menduga penyebarnya adalah sekelompok orang yang mengenakan jubah putih dan berjenggot, sebagaimana keterangan dari sejumlah saksi mata.

Ahmad Dadek yang didampingi Komandan Operasi T Abdurrazak SPdi kepada Serambi menambahkan, penyebab buku, selebaran, serta VCD yang menghujat Islam di Kecamatan Samatiga itu, pelakunya terdeteksi dua hingga tiga orang dalam satu kelompok. “Mereka merupakan pria yang mengenakan jubah putih dan berjenggot, layaknya anggota majelis taklim,” ujar Teuku Dadek. Para pria tak dikenal itu, terang Dadek, melakukan aksinya pada subuh (serangan fajar) untuk menempatkan buku-buku tersebut di sejumlah tempat strategis, seperti poskamling serta tempat lainnya yang cepat diketahui penduduk setempat.

“Benar tidaknya informasi ini masih terus kita telusuri,” kata Dadek. Apalagi, kata Dadek, saat selebaran itu disebarkan, sejumlah warga di Kecamatan Samatiga sempat melihat orang tak dikenal yang mengendarai sepeda motor dalam menjalankan aksinya.

Sedangkan VCD yang menghina Islam itu, tambahnya, ditemukan oleh penjaja ikan keliling (muge eungkot) yang sengaja dilemparkan oleh sekelompok orang yang menumpang mobil minibus jenis Kijang. Sebelum diserahkan kepada petugas, VCD ajaran sesat dan menghina Islam itu, kata Dadek, sempat ditonton oleh pedagang ikan tersebut, sehingga ia marah dan merasa tersinggung karena agamanya dihina.

Sempat dibakar

Laporan lainnya yang ikut diterima petugas dan intelijen WH Aceh Barat, kata Dadek, sejumlah warga Samatiga ikut membakar selebaran dan buku-buku yang diduga disebarkan oleh misionaris di wilayah itu, mengingat buku-buku dan fotokopian itu jelas-jelas berpotensi mendangkalkan akidah umat Islam. Menariknya, selebaran itu malah ditempatkan di sekitar posko misionaris yang akhir bulan Juli lalu sempat digerebek warga. “Apakah dalam kasus ini ada keterlibatan para misionaris yang sebelumnya berhasil melarikan diri? Hal ini juga masih kita selidiki. Apalagi penyebaran ini telah ada yang menskenariokannya,” timpal Dadek.

Secara terpisah, Komandan Operasi WH Aceh Barat, T Abdurrazak SPdi menyatakan, penemuan buku dan selebaran pendangkalan akidah yang disebarkan kelompok misionaris di Aceh Barat itu terus bertambah. Bahkan sejumlah masyarakat yang ikut mendapatkan selebaran tersebut langsung menyerahkannya kepada petugas dan intelijen WH untuk dilakukan penyidikan dan pengembangan lebih lanjut.

Diminta tenang
Sebelumnya, Bupati Aceh Barat, Ramli MS mengimbau kepada seluruh masyarakat di wilayah itu untuk tetap tenang dan tidak terpancing emosi, terkait penemuan sejumlah buku dan pendangkalan akidah di kabupaten itu. Menurutnya, sebelum adanya bukti dan pertemuan antarpemimpin agama di wilayah itu, masyarakat tak perlu mengambil tindakan main hakim sendiri, karena hal itu justru akan memperburuk situasi.

Bupati Ramli juga mengakui, ekses dari ditemukannya kembali dokumen dari para misionaris di Aceh Barat untuk mengkristenkan pemeluk Islam di wilayah itu, justru bisa membuat masyarakat tambah marah, mengingat hal itu telah menyerang wilayah akidah mereka. “Oleh karenanya kami minta para misionaris segera menghentikan aksinya, sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan oleh semua pihak,” imbaunya.

Teuku Ahmad Dadek juga meminta masyarakat Aceh Barat dan Aceh umumnya untuk tetap menahan diri. Jangan sampai upaya-upaya pendangkalan akidah dan pemurtadan pemeluk Islam di Aceh yang dilakukan secara sistemik oleh kelompok tertentu itu memicu sentimen apalagi bentrokan antarpemeluk agama. Ia juga mengimbau agar kelompok yang sengaja menyebarkan berbagai dokumen dan melakukan aksi pendangkalan akidah umat Islam di kabupaten itu, segera menghentikan petualangannya. “Tolong jangan usik dan cemari pelaksanaan syariat Islam di Aceh, karena itu bisa memancing kemarahan umat Islam di sini,” imbuh Dadek. (c35/edi)

Sumber : Serambi Indonesia, 28 September 2010

0 komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto Saya
DPC Perhimpunan Al-Irsyad Aceh Tamiang
Kualasimpang, Aceh, Indonesia
Merupakan Ormas Islam yang mempunyai misi Dakwah, Pendidikan dan Sosial. Perhimpunan Al-Irsyad terdaftar di Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 99/D.III.2/XI/2007 Tanggal 14 November 2007. Perhimpunan Al-Irsyad bertujuan mewujudkan insan cendekia, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, beramal shaleh sesuai dengan tuntunan Syariat Islam. Ketua : SAYED MAHDI HUSEIN Sekretaris : LUKMANSYAH Bendahara : H.ZULKIFLI
Lihat profil lengkapku

Gema Aceh Tamiang

 

Arsip Blog

Multi Bahasa

Translate this page from Indonesian to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Copyright © PERHIMPUNAN AL-IRSYAD | Powered by Blogger | A-R Skin Blogger Template by www.Suara-Tamiang.Blogspot.com